Minggu, 16 November 2014

Saat Hati Berbicara, Cinta Tak Perlu Diantarkan

SAAT  HATI BERBICARA,
CINTA TAK PERLU DIANTARKAN
Sore hari, dua orang kawan meramaikan ruang tamu di rumah Salsa.
“Fadhlul, rasanya aku belum pernah mengenal seseorang yang bernama Fadhlul” Salsa mencoba mengingat.
“Di kelasku ada, Sa” respon salah satu temannya.
“Oh ya?, seperti apa orangnya?” gadis bertubuh mungil itu sangat penasaran.
Sering kali Salsa teringat nama itu. Di telinganya nama Fadhlul itu terdengar indah. Nama itu dia temukan dari beberapa ayat al-Qur’an yang pernah dilantunkannya. Kata “Fadhlullah” telah merayu Salsa untuk melirik maknanya. Dan akhirnya terjawab, makna kata tersebut adalah karunia Allah. Subhanallah. Indah sekali.
“Dia orangnya pandai, namun, pelit sekali untuk memberi contekan
Keterangan Ulia menggelitik hati Salsa. Bibir manisnya tersenyum. Rasa penasaranpun semakin bergemuruh.
                Perbincangan kecil kali ini menghasilkan objek penelitian selanjutnya. Entah apa yang mendasari terjadinya observasi  sembunyi. Gadis bersahaja ini hanya mengikuti perintah sederhana dari suara-suara kecil. Suara yang tak terdeteksi oleh indra telinga, namun lembut terasa. Ini adalah suara hati yang menyelinap masuk ke sanubari Salsa.
***
                Pada hakikatnya setiap wanita mencari tempat teraman tuk bersandar. Tapi jangan sembarang bersandar. Sebab ada 2 bentuk sandaran, sandaran yg melabuimu dan sandaran yg memuliakanmu. Ketepatan memilih ada pada wanita bijak.
Kata demi kata dari sebuah status facebook tertanggal 1 Desember 2011 dibaca Fadhlul dengan cermat.
“Ki, coba kamu perhatikan status wanita ini!. Menurutku berbeda sekali dengan kebanyakan status yang memenuhi beranda facebook-ku” ungkap Fadhlul kepada Riki.
“Apa yang beda?”
“Setiap statusnya itu lho, maknanya dalem banget. Kamu kenal  pemilik facebook ini?”
“Sedalam apa?, sumur? Hehe… sini gue liat. ‘Putri Salsabila’. Eh eh gue tahu tuh. Dia teman dekatnya Nia”
“Serius?. Dia orang mana?” Kejar pemuda bersarung itu antusias.
Perintah dari mana asalnya, Fadhlul tidak tahu. Tapi lebih tepatnya, ini adalah sentuhan hati. Sentuhan yang abstrak. Ada suara yang berbisik merdu. Suara itu mengajaknya untuk bertekad. Bertekad untuk bisa mengenal gadis yang bahasanya meneduhkan ruangan qalbu. Namun pertanyaannya, apakah Tuhan menghendaki?.
***
Salsa sempat ingin sejenak menutup hati. Terlalu sering Salsa menjumpai wajah-wajah dari hati yang dusta. Cinta seolah permainan yang kapan saja boleh game over dan tak menghiraukan pihak yang terluka. Terakhir, Salsa menjadi korban PHP (Pemberi Harapan Palsu) oleh seorang yang cukup lama dipercayanya.
“Dua tahun tidaklah sama dengan dua bulan. Mengapa dia tega mempermainkan hati selama itu. Dan kata-kata yang menjadi andalannya hanya, ‘Ma’af, ma’af, aku tak bermaksud menyakitimu. Dan inilah aku. Aku tidak jauh berbeda dengan lelaki yang lain. Andai kau tahu, wanita yang aku suka bukan hanya kamu, tapi dia, dia, dan dia.’ Mudah saja kau berkata demikian, tidakkah kau tahu bahwa wanita tercipta bukan untuk disakiti, bukan” hati Salsa menggerutu.
“Oh Tuhan, adakah cinta yang tak menyakitkan. Tak seutuhnya Salsa bisa merasakan cinta kasih. Engkau pisahkan pernikahan Ayah Ibu Salsa sejak kecil. Kapankah Salsa menemui cinta yang utuh, cinta yang suci karena-Mu” wajah imut Salsa basah oleh air mata.
Saat itu yang diperjuangkan Salsa adalah keyakinan. Keyakinan sempurna pada kesempurnaan skenario-Nya. Bila disikapi dengan emosional, penuh prasangka dan diperdaya perasaan, maka keindahan takdir-Nya tak akan nampak. Hiasi hati dengan sepenuhnya yakin betapa sempurna takdir-Nya.
***
“Kira-kira klop tidak ya?” sembari memprediksi antara Nita dan Fadhlul. Prediksi Ulia, diantara keduanya banyak karakter yang sama. Tidak ada salahnya jika ada niatan jadi Mak Comlang bagi Mereka. Ulia, Nita, dan Fadhlul adalah sahabat yang lama terjalin sejak seragam sekolahnya putih abu-abu. Persahabatan yang manis. Namun, Ulia pun membolehkan jika Salsa menjadi bagian dari Mereka.
Sah-sah saja memang pelaksanaan perjodohan, tapi cinta bukan perkara mudah untuk dipersatukan. Nyatanya hati Nita menolak, karena telah menemui sosok yang teduh menaungi jiwanya. Akhirnya Ulia mencoba mengenalkan dua hati yang sepi dari cinta. Yeaah, Ulia merasa ada aura serasi antara Salsa dan Fadhlul. Tapi, gimana caranya ya?. Ulia masih menemui jalan buntu. Ayal banget kalo tiba-tiba ngasih nomor HP ke Salsa. Atau tiba-tiba mempertemukan keduanya, rasanya aneh.
***
                Pasca kelulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) tahun 2013, beberapa Universitas dan Institusi telah menjadi kandidat pilihan Salsa. Salah satunya adalah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Target jurusan yang akan diambil adalah “Keuangan Islam”. Tentu banyak hal yang harus Salsa persiapkan.
                “Assalamu’alaikum. Ma’af, saya Salsa temannya Ulia. Bolehkah saya tanya-tanya mengenai pendaftaran di UIN Suka?”, sms dari Salsa terkirim kepada pemilik handphone yang bernama Fadhlul.
                Salsa memang membutuhkan informasi banyak tentang pendaftaran di UIN Sunan Kalijaga. Inilah sebabnya Salsa berani meminta nomor handphone Fadhlul yang statusnya sebagai peserta yang lolos seleksi SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Perkenalan  yang tanpa rencana, mungkin saja terjadi. Mungkin saja ini isyarat cinta yang ingin segera menyapa, mungkin saja suara hati yang berbisik ingin segera terdengar nyata.
                “Tit tuut …” bunyi sms berdering.
Perlahan Salsa buka pesan masuk itu dan dia baca. Wa’alaikumussalam. Iya boleh. Mau tanya apa?.
                Dari satu sms kemudian interaksi berlanjut hingga memperoleh beberapa informasi dari pemuda yang penuh kesederhaan itu. Beberapa sms terkirim dan masuk di kotak pesan.
Sungguh pemuda yang pandai memuliakan wanita. Hati Salsa tersentuh.
Bait-bait kata yang sederhana tapi bermakna. Salsa memang senang dengan bahasa yang sopan nan indah. Salsa masih sulit menafsirkan ini. Bukan sebuah syair puisi yang mempesona, hanya sebuah teks sms, namun mampu memberi nuansa damai di hati. Belum beranjak dari rasa heran. Salsa terus mencari jawaban, ini adalah  pertemuan, bukan pertemuan mata, mungkin ini adalah pertemuan suara hati. Cinta memang senang bermain teka teki. Kedatangannya tak dapat diduga. Kawanku, Ulia, boleh saja kesulitan menyatukan dua insan, tapi suara hati ternyata mampu mengantarkan cinta di satu ruang yang sama. Terkadang perbedaan suara hati mampu memisahkan cinta. Tapi kali ini, suara hati menyatukan perasaan yang sama. Yeaah, perasaan yang sama antara cinta dan cinta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar